Oleh Herdi Pamungkas
“Jadi hidup ini untuk mati, mati untuk hidup?”
“Ya, hidup ini untuk mati. Ketahuilah ketika manusia menyia-nyiakan hidupnya di alam jasad adakah amal perbuatan baik yang dibawanya? Yang diperintahkan dalam ajaran ini bukanlah berlomba-lomba mengejar jabatan atau meraih kekayaan, berlombalah dalam kebaikan. Jadilah rahmat bagi segenap alam, hamma mayu hayuningbawana. Ketika orang menebar kebaikan pada sesamanya, saat hidup, lalu memberikan manfaat kepada sesamanya. Bukankah setiap jengkal kebaikannya akan selalu disebut orang? Orang-orang akan mengingat dan mengenangnya.”
“Bahkan merindukanya….” selanya.
“Nah, carilah. Agar kita selalu dirindukan orang. Tiada lain itu tadi hamma mayu hayuning bawana. Kemana pun di mana pun, kita akan selalu dirindukan. Ketiadaan kita dinantinya, ketidakhadiran kita ditunggunya, keberadaan kita menentramkannya. Sebaliknya penabur kedzaliman, kejahatan, tidaklah mungkin dirindukan. Orang akan menjauh. Menyingkir, menghindari. Kehadirannya tidak diharapkan, kemunculannya menebar rasa takut. Ketiadaannya sudah tentu diharapkan. Mereka mensyukuri ketiadaannya….” Kebo Kenongo mengakhiri pembicaraan. Ketika tampak seekor kuda memasuki sudut pelataran.
“Permisi!” prajurit Demak mendekat.
“Ada apa?”
“Andikakah yang bernama Kebo Kenongo?”
“Ya,”
“Hati-hatilah! Saya hanya mengingatkan, entah tindakan selanjutnya?”
“Hanya itu pesan yang Kisanak bawa?”
“Ya, permisi!” matanya menerabas masuk ke dalam serambi. Sejenak menyentuh tubuh lelaki bertubuh gempal yang asik menyantap hidangan.
“Heh,” lelaki bertubuh gempal menoleh. Tatapannya beradu. Lalu membelakangi.
“Ki Kebo Kenongo,” kembali menoleh dan pergi.
“Silahkan!”
“Hey, prajurit!” seseorang berteriak, bangkit.
“Sudahlah!” Kebo Kenongo mengangkat telapak tangan.
“Siapakah dia, Ki Ageng?” Ki Donoboyo mendekat.
“Prajurit Demak!”
Bersambung…..
terima kasih hari hari saya buka bersambung jua…terima kasih sekali lagi
boleh beritahu bila sambungnya…sebab hari-hari saya buka terima kasih
waduh.. mana sambungannya nih… ditunggu lanjutannya nih pak. terima kasih
Episod 124 ga ada kang???
Ditunggu lanjutan episodnya ya, kang,
jgn terlampau jauh atuh kang,
jeda postingnya,
hehehe,
#saran kang.
Episod 124 diposting November 2, 2011, insya allah…mudah-mudahan saya banyak waktu…
126 na kang, d lanjut….
koq lama banget sambungannya…….
nuhun aha ngiring copas di http://siduru.blogspot.com
ma’af kenapa lama sangat….kalau boleh hidup jangan menyusahkan orang lain,sebab cerita yang kamu sampai kan baik dan jangan melambatkan.ramai yang menunggu…MA’AF sekali lagi HARAP FAHAM
as’salam bila sambungnya….lama dah saya tunggu
bila boleh di sambung sebab hari-hari saya check
sudah takda sambungnya lagi ke?lama sangat ni
kenapa? sudah tak ada sambungnya ke?
mas boz…tlong sambunganya donk…hehehe….matur suwun…^_^
abang bila sambungnya
>_< kk mana sambungannya, wat cerita adek sebelum tidur nich,,,,,
bikin gemes aja Cerita keren sambungannya ilang 😥
siip, mana sambungannya ?
siti jenar
Silahkan download Ebook cerpen diatas versi lengkapnya disini :
Belum ada edisi lengkapnya baru 125 episode….
kenapa lama sangat sambungnya…
encik ada sambungnya lagi ?
MOHON MAAF PADA PENGGEMAR CERITA “SYEKH SITI JENAR MENYATU DENGAN DZAT (AJA)”, SAYA BARU BISA MEMPOSTING HINGGA EDISI 125, INSYA ALLAH LANJUTANNYA AKAN KEMBALI HADIR DITENGAH-TENGAH ANDA…….
kapan?kalau itu bagaian dari ilmu yang bermanfaat ya jangan lama2.tlng di sampaikan
Mas ini cerita dongeng kan yah bukan sejarah yang bener2 terjadi. Dari dialog ini hasil karya pikir si pengarang laksana pembuat cerita Mahabarata.
mas gan,menunggu cerita selanjutnya.koq lama banget y?
kenapa masih tidak bersambung…lamanya
Sambungannya?
Kita saudara. Yang disembah dan yang meyembah adalah satu. Ibaratnya ingsun setitik air di lautan,maka allah adalah lautan itu sendiri. Tempat bermuaranya air dari segala arah.
tak tunggu lanjutannya lho mana nih??
ijin copas
Assalamualaikum,
Mohon ceritanya dilanjutkan bro, menambah ilmu, pemahaman yg baru.
thx, wassalam
Minta No. Hpnya Mas, ini No.Hp saya 081357213372, saya tertarik dengan ceritanya